Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-16 18:57:49【Sehat】321 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(526)
Sebelumnya: Nasib perempuan Gaza dua tahun sejak konflik pecah
Selanjutnya: Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
Artikel Terkait
- Menperin sebut manufaktur jadi bukti daya saing menguat
- PBB dan mitranya tingkatkan respons pascagempa di Afghanistan
- Gempa bumi dangkal, magnitudo 4,4 terjadi di Tarakan Kaltara
- Menperin sebut pabrik Lotte bukti RI jadi tujuan investasi global
- Mendagri: Beras peredam inflasi bukti kinerja positif seluruh pihak
- DPR ingatkan Kemenhan agar gandeng BPOM distribusi vitamin ke SPPG
- 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG
- Jepang lanjutkan ekspor makanan laut ke China setelah larangan dicabut
- Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
- UMKM binaan Pertamina raup Rp250 juta di ajang MotoGP Mandalika
Resep Populer
Rekomendasi

Tips aman dan nyaman menonton konser

KSP bantu pengembangan UKS SMA Negeri 1 Tanjungpandan

Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia

Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

Stafsus: MBG

BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG

Pemkot Bandung salurkan bantuan bagi warga terdampak puting beliung

11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan